Pada Tahun 1964, seorang ketua partai nan kesohor melepas jas, menyingsingkan lengan baju, kemudian turun ke desa membersamai para petani desa-desa. Ia memimpin sekelompok peneliti terdidik.
Ia dan kelompoknya menemukan bahwa ternyata kaum tani sendiri--sebagai kelas yang tertindas--terbagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan kepemilikannya. Sementara, musuh yang menindas kaum tani setidaknya ada tujuh kelompok yang dikenal dengan sebutan 'setan desa'.