Detail Para Pelacurku yang Sendu - Gabriel Garcia Marquez
Adakah usia tertentu untuk jatuh cinta?
Setelah masa mudanya yang diisi dengan malam-malam bersama pelacur, ia kini wartawan senior dan kritikus musik terhormat, pria lajang seumur hidup yang menimbun diri dengan buku-buku klasik. Ia datang dari keluarga baik-baik, tapi hidupnya tak istimewa. Miskin dan tanpa cinta, walau cinta bukan obsesinya. Dikutuk berumur panjang, sehari sebelum ulang tahunnya yang kesembilan puluh, sebuah Ilham kurang ajar datang dan mengubah jalan hidupnya: untuk pertama kali dalam sembilan puluh tahun, ia jatuh cinta.
Banyak yang menduga bahwa semenjak didera kanker pada tahun 1999, lantas kemudian menerbitkan otobiografinya, “Jalan Hidupku sebagai Juru Kisah” Gabo tidak akan menulis fiksi lagi. Tapi kemudian pada 2004, Gabo menerbitkan sebuah novela bertajuk “Para Pelacurku yang Sendu”.
Dalam novela ini, Gabo menunjukan kepiawaiannya dalam berkisah. Setiap kalimat tampak diperhitungkan dengan cermat, setiap kata dipahat menjadi secerah kristal. Tak ada deskripsi yang mubazir, tak ada perlambang yang sia-sia. Irit kata, padat, efektif.
Seluruh novela ini sebetulnya bisa diringkas hanya dalam satu kalimat, yakni kalimat pertama: “Pada usiaku yang kesembilan puluh, ingin kuhadiahi diriku sendiri dengan satu malam yang berluapan cinta liar bersama seorang perawan dewasa.” Selanjutnya sampai akhir, novela ini memberaikan itu: sisik melik perkembangan psikologis serta alam jiwa seorang lelaki tua dalam petualangan memenuhi hasratnya itu. Sesekali pecah juga renungan tentang waktu, kefanaan, dan cinta. Sublim dan konyol, sarat tragedi dan komedi, liar dan cabul tapi juga terkadang hening bening dan arif, demikianlah novela ini seperti danau kecil yang memantulkan keanekaan dan keluasaan hidup itu sendiri.