“Tak semua yang tampak buruk di mata kita akan buruk juga di mata anak-cucu kita, demikian pula sebaliknya.” (KI AGENG PALANGDONGAN) . RANGGALAWE & AHANGKARA (Epos Awal dan Akhir Majapahit) . RANGGALAWE: SANG PENAKLUK MONGOL (Novel sejarah tentang awal berdirinya Majapahit). Peralihan takhta tanah Jawa dari Prabu Kertanegara ke Prabu Jayakatwang memaksa Adipati Tuban Ranggalawe harus menentukan sikap. Ketika Raden Wijaya, menantu Kertanegara, melarikan diri ke Sumenep, Ranggalawe segera tahu kepada siapa mesti berpihak. Di bawah kendalinya, siasat pemberontakan pun disusun. Kediri berhasil dilibas seiring kedatangan pasukan Mongol yang hendak menaklukkan Jawa. Pasukan Mongol yang digdaya pun ditundukkan dengan siasat yang rumit. Wijaya menjadi penguasa kerajaan baru bernama Majapahit, melanjutkan trah kuasa Ken Angrok yang mengalir di tubuhnya.
Jumlah halaman: 503 hlm. Harga asli: Rp98.000.
AHANGKARA: SENGKETA KEKUASAAN DAN AGAMA (Novel sejarah tentang kehancuran total Majaphit). Penguasa Demak, Trenggana, berhasrat menaklukkan seluruh kekuatan Majapahit dari tanah Jawa. Namun, Demak dibayang-bayangi pasukan yang ingin mengubah perang penaklukan menjadi perang antar-keyakinan, menghapus agama leluhur Jawa sekaligus ajaran Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar yang dianggap sesat. Laskar Demak berhasil menghancurkan benteng terakhir Majapahit di Dahanapura. Tuban terpaksa menyerah dalam hitungan hari. Atas isyarat Sunan Kalijaga, Tuban menjalankan Siasat Wijaya. Strategi perang menumpas pasukan Demak itu dijalankan selama 19 tahun tanpa henti. Perang telik sandi, pengkhianatan, dan balas dendam terjadi sepanjang waktu.