Detail Paket 2 Buku Semulia Akhlak Nabi dan Ibadah Sepenuh Hati
Banyak orang memeluk Islam karena terpesona denga akhlak seorang Muslim. Sebut saja Suraqah, pemuda Quraisy yang begitu bersemangat membunuh Nabi. Ia masuk Islam, setelah dimaafkan Nabi, padahal waktu itu Nabi berada di atas angin untuk ganti membunuhnya.
Demikian pula dengan penduduk Himsha yang semula Kristen, berbondong-bondong masuk Islam, setelah mengetahui kejujuran kaum Muslimin. Penguasa Muslim saat itu, mengembalikan pajak yang ditarik, karena mereka akan meninggalkan kota tersebut, sehingga tak lagi mampu memberikan perlindungan.
Kisah tentang seorang yahudi yang dimenangkan oleh pengadilan atas khalifah Ali bin Abi Thalib dalam kasus sengketa baju besi pun semakin menghiasi ketinggian akhlak Islam bahkan sejarah masuknya Islam di Asia di awali ketertarikan penduduk setempat terhadap kejujuran para pedagang Muslim yang datang berniaga.
Namun, sejarah emas akhlak Muslim tersebut kini seolah pudar. Akhlak sebagian besar kaum muslim semakin hari semakin memprihatinkan. Betapa banyak orang bertitel haji, namun tingkah lakunya tak terpuji. Demikian pula dengan gaya hidup pemuda-pemudi Islam, yang nyaris tak ada bedanya dengan budaya barat. Begitu dalamnya dekadensi moral yang melanda kaum muslimin, sampai-sampai seorang mualaf berkomentar, “Alhamdulilah, saya telah masuk Islam sebelum mengetahui akhlak kaum Muslimin.” Seolah menjadi keprihatinan tersebut, buku ini hadir yang di dalamnya penulis memaparkan sendi-sendi akhlak yang menjadi keistimewaan ajaran Islam di bandingkan agama manapun. Dengan bahasa yang akrab dan komunikatif, penulis berhasil menghadirkan sketsa akhlak yang sebenarnya menggambarkan betapa besar kasih sayang Allah terhadap para hambanya.