Di atas tilam yang sebagian tercerabut jalinannya, pahlawan dan tikus terbaring. Senyap mencekik trotoir dan jalan-jalan. "Pahlawan, ceritakanlah sesuatu tentang perjuangan!" "Perjuangan dimana-mana sama. Mereka membutuhkan niat yang lurus pada awalnya. Menyuguhkan kekuatan usaha yang luar biasa pada pencapaiannya. Dan melakukan penyerahan diri pada hasilnya. Perjuangan tak mengenal imbalan! Dia dibebaskan dari kepentingan dan keinginan pribadi." "Terlalu sulit kumengerti. Referensi tentang perjuangan yang tersisa bagiku hanyalah dirimu. Adakah bekas perjuangan yang menempel pada dirimu, Pahlawan? Keadaanmu sama menyedihkannya denganku." "Mungkin perjuanganku tak membekas padaku. Tapi lihatlah tanah ini. Sepetaknya tak kan ada tanpa diiringi dengan perjuangan." "Aku tak menyukai perjuangan yang tak menghasilkan sesuatu pada diri. Lagi pula perjuangan seperti itu hanya cocok di duniamu, Pahlawan." * “Keunikan puisi Mustofa Bisri terletak pada pengungkapan masalah sosial dan spiritual dengan menggunakan bahasa sehari-hari." -Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono, sastrawan. “Rasa terlibat yang kuat dengan masalah sosial, kesungguhan seorang saleh yang berilmu. kerendahan hati dan rasa humor berpadu dalam pribadi Mustofa Bisri yang membayang dalam puisi-puisinya." -Taufiq Ismail, sastrawan “Lewat puisi, Kiai Mustofa Bisri membuat ayat- ayat suci menjadi operasional bagi sepak terjang keadilan, kemakmuran, dan kebenaran." -Danarto, sastrawan
CATATAN TOKO bonus buku
setiap pembelian 2 buku gratis 1 buku pilihan kami. berlaku kelipatan (promo tidak berlaku untuk paket hemat & flazzsale)