· Dengan pulse oximeter, dapat dilakukan pemantauan saturasi oksigen (SpO2) secara mandiri dari rumah, pemantauan SpO2 secara terus-menerus di bangsal rumah sakit, dan integrasi data SpO2 dalam sistem respirator oksigen dan ventilator mekanik.
· Analisis bentuk gelombang oksimetri nadi dari hasil pulse oximeter dapat membantu mengukur upaya pernapasan dan mencegah penundaan intubasi.
· Analisis hasil pulse oximeter juga dapat menunjukkan status perfusi perifer untuk memprediksi respons pemberian terapi cairan.
Selama pandemi COVID-19, terdapat laporan bahwa sebagian pasien mengalami hipoksemia berat tanpa disertai sesak napas, yang juga disebut hipoksemia senyap/silent hypoxemia. Untuk antisipasi risiko tersebut, satu solusi yang diusulkan adalah edukasi pasien COVID-19 dengan gejala ringan yang memungkinkan untuk dirawat di rumah untuk memantau kadar oksigen dalam pembuluh darah arteri mereka dengan pulse oximeter di rumah dan segera minta bantuan medis jika hasil pulse oximeter menunjukkan hipoksemia.
Sebuah penelitian mengevaluasi saturasi oksigen (SpO2) yang diukur menggunakan pulse oximetri sebagai alat pemantauan mandiri di rumah untuk pasien dengan COVID-19 yang tidak parah untuk mengidentifikasi kebutuhan rawat inap. Pasien direkrut dari UGD dan pelayanan rawat jalan. Setiap pasien diberikan pulse oximetri dan diminta untuk mencatat SpO2 setiap delapan jam. Pasien diinstruksikan untuk kembali ke UGD jika SpO2 92% secara berkelanjutan atau jika mereka merasa membutuhkan pertolongan medis. Risiko relatif digunakan untuk menilai hubungan antara kebutuhan rawat inap dan hasil SpO292% pada pasien tersebut.