Kesaksian Bapak Saijah Ketika mereka bacok leherku, dan parang menghunjam ke tubuhku berulang kali, kemudian mereka rampas kerbauku, aku agak heran bahwa tubuhku mengucurkan darah. Sebetulnya sebelum mereka bunuh sudah lama aku mati. Hidup tanpa pilihan menjadi rakyat Sang Adipati bagaikan hidup tanpa kesadaran, sebab kesadaran dianggap tantangan kekuasaan. Hidup tanpa daya sebab daya ditindih ketakutan. Setiap hari seperti mati berulang kali. Setiap saat berharap menjadi semut agar bisa tidak kelihatan.