Inilah tembang Talijiwo. Tembangmu sendiri. Tembang yang kancah perebutan kebenaran membuatmu terlena melupakannya.
Ya, mengembalikan seluruh kenanganmu, termasuk kenanganmu kepada (mantan) kekasih. Itu saja. Sama sekali tiada maksud tembang Talijiwo ini mengajakmu menangis. Ah, seperti ia menitipkan kenangan kepadamu, titipkan juga tangismu kepada dunia. Itu baru adil. Mantan-mantanmu biarkan menjadi airmatamu, tapi jangan pernah boleh menjadi tangismu.
Heuheuheu…
Baiklah! Semoga caraku membawakan tembang Talijiwo ini bisa mengolah seluruh perasaanmu menjadi airmata tersendu dalam sejarah, dan tak membawamu terjerumus ke jurang tangis.