Banyak orang tergoda untuk menjadi kaya secara instan. Ikut seminar dan pelatihan, demi mencari penyelesaian masalah hidup secara cepat, kemudian hidup sukses, bermanfaat, berkelimpahan, dan bahagia. Namun, banyak yang belum memahami apa itu bahagia? Apa itu sukses? Dan, apa yang dimaksud bermanfaat bagi orang lain?
Ketidakpahaman ini menyebabkan orang menelan bulat-bulat isi seminar atau training dan melakukan tindakan gegabah. Berhenti kerja mendadak untuk menjadi entrepreneur, sedekah jorjoran untuk mendapatkan balasan berlipat (dalam bentuk uang), dan berusaha meng-copy paste kesuksesan yang dicontohkan para motivator atau trainer. Temukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan Anda tentang bagaimana cara menjadi kaya dalam buku ini. Pastinya tidak hanya sekadar menjadi kaya, tapi kaya dengan barokah.
“Ingat banget ketika Teh Irma bilang untuk jangan pelit sama diri sendiri. Bahagiakan keluarga, maka rezekimu akan ada saja. Benar sekali, setelah uang saya keluarkan untuk diri dan keluarga, kembalinya malah lebih banyak.”
(Akhmed Comayani, Terapis Pijat dan Bekam)
“Belajar untuk memahami bahwa kualitas uang sebagai alat menuju kebahagiaan dan keberkahan lebih penting daripada hanya kuantitasnya. Perlu digarisbawahi, Money Therapy akan mengajarkan kita untuk lebih bersyukur dengan rezeki yang kita peroleh.” (Sindhu Rahadian Ardita, Kepala Divisi Bank BUMN)
“Dulu saya selalu merasa uang kurang terus meski sudah dihitung-hitung. Tapi setelah ikut Healing Class, Money Therapy, Coaching, jadi mulai terbuka kenapa selalu kurang? Jawabannya, sih, boros, selalu ingin belanja. Dalam Money Therapy, hal ini digali lagi kenapa bisa boros. Salah satunya karena saya menyimpan emosi negatif ke orang tua, terutama ayah.”
(Theriesa Fatma, CEO & Business Owner Taralicious)