Detail Menyentuh Jantung Bahasa Meraih Hati Puisi - Hasan Aspahani
KENAPA orang menyukai sajak? Kenapa orang membaca dan menulis sajak? Mestinya ini pertanyaan yang aneh. Karena Sainte-Beuve di abad ke-19 pernah mengatakan bahwa dalam diri setiap manusia ada jiwa penyair yang keburu mati muda. Artinya, ketika kita mulai menyukai sajak lagi, ketika kita ingin bisa menulis sajak, ketika kita ingin tahu banyak tentang sajak, sebenarnya yang terjadi adalah si penyair yang mati muda dalam diri kita itu sedang hendak hidup lagi, sedang bangkit kembali. (Setelah Terpikat,Apa Hendak Dibuat?)
*
Hasan Aspahani hadir dengan buku barunya dengan tajuk Menyentuh Jantung Bahasa, Meraih Hati Puisi, esei-esei sebelas paragraf. Ada 13 tulisan yang masing-masing berjumlah sebelas paragraf setiap eseinya. Buku ini memuat pandangan dan visi Hasan berkenaan dengan bahasa sebagai akar puisi. Puisi mengisi posisi dominan dari aspek kebahasaan. Bahasa juga berkembang ke peristiwa di sekitarnya, termasuk aspek linguistik. Pengalaman, pikiran, semangat pada penyair nasional dan dunia menjadi unsur penting sebagai kerangka untuk membentangkan puisi. Hasan Aspahani memperlihatkan pada kita penggunaan perangkat bahasa dan bagaimana perangkat itu bekerja dalam teks, terutama puisi.
Buku ini penting bagi calon penyair, penikmat puisi, maupun penyair sungguhan. Hasan sangat jeli dan teliti mempereteli bahasa yang mengikat puisi dan bagaimana ia digunakan. Buku ini sekaligus mempertanyakan ulang visi, dan ideologi kepenyairan seseorang. Ditulis dengan ringan, santai, sekaligus dalam, membuat buku ini asyik dibaca dalam kondisi apa pun, oleh siapa pun. Ia menyentuh Jantung Bahasa, mampu meraih hati puisi.
“Tetapi penyair pun harus ingat, bahwa berpuisi bukanlah hal terpokok dalam berbahasa. Berpuisi hanyalah salah satu penggunaan fungsi bahasa.”