Ketika Kesadaran-Ego didapatkan pada tingkatan terntentu, “Aku”, menyadari bahwa ia pada sifat dasarnya yang paling dalam tak leboh dari Kehendak, melihat bahwa Kebalikan dari Emosi dan Perasaan hanyalah hal ihwal yang menjadi miliknya, namun bukanlah dirinya, hal-hal yang objektif untuk Diri subjektifnya. Ia melihat mereka sebagai pakaian yang bisa dikenakan dan dicopot, sebab pakaian itu seesuai dengan khayalan atau minatnya. Ia melihat mereka tak lebih dari sejumlah topeng karakter yang bisa saja dipakai, dan kemudian dilepas dan ditukar dengan topeng lain, yang mungkin saja menjadi topeng yang tamapak paling bagus atau paling diinginkan. Dari momen ketika kesadaran ini muncul dalam diri individu, bahkan pada derajat yang paling lemah, sang individu mulai bergerak menuju Kebebasan, dan mulai melangkah untuk Menguasai lawan, menuju Penguasaan terhadap apa-apa yang berkebalikan.