Detail Menjadi Perempuan Lajang Bukan Masalah - Wanda Roxanne Ratu Pricillia
Penyunting: Agata DS Tebal: Vi + 130 hlm; 12 x 18 cm ISBN: 978-623-96332-8-8 Harga: 60.000
Tulisan-tulisan dalam buku ini sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari karena berangkat dari pengalaman nyata di sekitar kita. Jika kita tidak merasa ada yang salah dalam pembagian gender dalam masyarakat kita, mungkin kita adalah pihak yang diuntungkan dalam sistem ini. Nyatanya, mitos-mitos merugikan tentang perempuan dan laki-laki masih langgeng hingga sekarang. Anggapan bahwa perempuan itu inferior dan laki-laki itu superior menjadi jurang yang begitu lebar bagi kita untuk hidup seperti yang kita inginkan. Masyarakat tidak bisa menerima bahwa femininitas dan maskulinitas itu ada pada setiap manusia tanpa terkecuali, dan konsep itu sendiri juga dibangun oleh masyarakat.
Budaya, sistem, interpretasi agama, norma dan kepercayaan lainnya mendikte perempuan dan laki-laki bagaimana harus hidup secara “normal” dengan standar yang tak masuk akal. Stigma, tekanan sosial dan hukuman seringkali diberikan pada mereka yang berbeda. Perempuan dianggap tidak sempurna jika tidak menikah dan tidak memiliki anak. Perempuan lajang kadang disamakan dengan barang yang memiliki kadaluarsa dan dicap sebagai perawan tua jika tidak segera menikah. Dalam rumah tangga, perempuan dituntut menjadi “Super woman” yang bisa melakukan apa pun, padahal itu adalah multi beban yang merupakan ketidakadilan gender. Perempuan memiliki ruang yang terbatas untuk melakukan apa yang mereka inginkan, perempuan tidak diberi pilihan untuk memilih yang terbaik untuk diri mereka sendiri. Faktanya, kita tidak perlu merendahkan diri untuk diterima, kita dapat membawa meja dan kursi kita sendiri jika semua tempat penuh, atau membangun ruang aman kita sendiri dengan kedua tangan kita.