SIAPA harus mengatakan apa tentang Chairil Anwar? Tokoh Chairil Anwar selalu menarik untuk dikaji tokoh-tokoh sastra. H.B.Jassin, yang kritikus sastra, hingga Sutan Takdir Alisjahbana tampil dengan interpretasinya sendiri-sendiri coba meneropongi karya-karya sastra Chain! Anwar yang kuat melekat dengan pengalaman hidup pribadinya. Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa karya sastra Chairil Anwar adalah sejarah batinnya. Sebagaimana setiap karya seni selalu mengandung pemaknaan berlipat-ganda, demikianlah tentang karya sastra dan tokoh penulis, Chairil Anwar sendiri selalu tidak habis ditafsirkan. Pamusuk Eneste mencoba mengantar peminat-pemerhati karya sastra Chairil Anwar dengan mengangkat sejarah hidupnya sebagai cara memahami karya-karyanya. Di kemudian hari kita mungkin akan mengerti mengapa Chairil hanya menulis puisi untuk Hapsah istrinya dan bukan untuk Sumirat bekas pacarnya. Dan mengapa Chairil sendiri kemudian tidak menulis puisi kepada Hafsah ketika mereka bercerai. Mengapa is tidak menulis puisi untuk Ayah - Ibunya yang bercerai? Tetapi kita harus memulai mengenal jiwa Chairil Anwar dengan memahaminya dari sejarah hidupnya yang belum banyak tertular pemaknaan subjektif. Buku ini akan sangat membantu ke arah pemaknaan obyektif.