tabah dan bertahan dalam keadaan yang menurut perkiraan manusiawi tidak masuk akal, itulah iman
Buku ini berisi kisah-kisah nyata yang berujung dengan terwujudnya sebuah sumur kecil di gereja desa di lereng Gunung Merapi yang sejuk. Dengan kisah-kisah itu kita diajak untuk berjumpa dengan perempuan-perempuan desa sederhana yang memberi kekayaan batin tak terkira. Kita diajak ikut mengalami peziarahan ke mata air-mata air untuk menemukan air penghidupan. Kisah-kisah yang bisa membangkitkan harapan, membantu kita menjadi tabah, kuat, dan tangguh, di tengah kesusahan, penderitaan, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Kita juga diajak membuka mata, bahwa kesederhanaan ternyata adalah mata air sejati bagi kebahagiaan dan ketenteraman hati. Kisah-kisah itu juga menuturkan tentang pengalaman iman, bahwa Tuhan ternyata dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari yang rutin, biasa, sepele dan tak berarti. Betapa Tuhan tidak berada jauh di atas kita tapi tinggal bersama kita dan ada dalam setiap kesedihan, kesusahan dan persoalan hidup, juga dalam kegembiraan dan rasa syukur. Kita bisa merasakan, bahwa cuaca, suasana alam, bulan, gunung, sungai, air, hujan, tumbuh-tumbuhan, bunga-bungaan, bahkan binatang seperti ikan, kupu-kupu, kodok dan ayam pun bisa memberi kita harapan dan penghiburan yang menguatkan peziarahan hidup kita. Mata Air Bulan yang ditulis dengan indah oleh Sindhunata ini penuh dengan nilai-nilai universal yang dapat dipetik oleh semua pembaca dari pelbagai kalangan.