Detail Mainan Masak Masakan KS67/KS28/KS120 Mainan Edukasi Anak
1. Anak (khusunya perempuan) diajarkan untuk suka memasak. Saya berani mengatakan bahwa memang seharusnya perempuan itu bisa masak. Walau hanya masak air, mi instan atau goreng telur.
2. Melatih kreatifitas. Saya sering sekali menemani Una main bahkan saya jadi orang pertama yang 'mencicipi' masakannya. Disini kreatifitasnya muncul. Dia menjadikan apa saja yang ada sebagai 'bahan masakan'. Mobil-mobilan abangnya, penghapus, pulpen, kertas, robot-robotan adalah bahan masakannya. Merasakan imajinasinya ketika menganggap mobil-mobilan adalah sepotong ayam goreng lezat, penghapus sebagai tahu goreng, kertas sebagai roti, dan pulpen sebagai mie. Ya, memang ngga nyambung sama sekali. Tapi itulah kreatifitas anak dan kita harus menghargainya. Dengan mimik meyakinkan saya pun bilang "hmm.... enak banget dek ayam gorengnya" dan dia yang menerima pujian itu pun sumringah senang.
3. Mengajarkan hidup hemat. Bermain masak-masakan secara tidak langsung melatih anak untuk tidak suka beli lauk di luar. Jadi, masak pasti lebih hemat dan kebersihanya terjaga. Masak apa saja yang ada. Memanfaatkan isi kulkas, mengolahnya jadi makanan yang enak.
4. Memperkenalkan peralatan dapur sedini mungkin. Dengan main masak-masakan, Una akan tahu mana itu panci, wajan, kompor, teko, dan peralatan makan lain. Dia juga akan tahu fungsi masing-masing dari peralatan dapur tersebut. Jadi, tidak ada cerita masak air pakai wajan atau goreng telur pakai teko.
5. Membuat anak belajar memahami pekerjaan orangtua. Memasak memang bukan pekerjaan yang sulit tapi tidak juga mudah. Ada trik tersendiri supaya makanan yang dibuat layak untuk dimakan. Ya, walau rasanya tidak sekelas chef bintang lima asalkan tidak membuat sakit perut dan tengggorokan, itu sudah Alhamdulillah. Una akan belajar bahwa membuat masakan enak itu butuh kreativitas, kesabaran, dan keikhlasan. Kreatif menciptakan masakan yang beda walau bahan dasar masakanannya itu lagi itu lagi. Sabar bahwa proses masak bukanlah magic yang seayunan tongkat bisa tersaji dengan rapih di atas meja. Ikhlas bahwa nanti pada kenyataannya makanan yang dimasak tidak habis atau bahkan tidak ada yang mau makan.