“ANGIN, bangun Angin. Bangun. Angin. Bangun. Angin. Bangun. Angin. Bangun… Angin… tolong… please… s’ilvous plait….” Berkali-kali Rintik mengguncang tubuh pria yang di panggilnya Angin itu. Pria yang terbaring dengan selang-selang di tubuhnya. Ini sebuah mimpi buruk.
Kepergian River cukup membuatnya sulit melangkah ke depan. Bahkan Rintik menghabiskan lima tahun hidupnya seperti zombie. Berkutat dengan pekerjaan tanpa kenal dunia luar demi menerima takdir bahwa suami tercinta tak lagi bersamanya. Hingga Rintik memutuskan memulai hidup barunya di Paris bersama Rey, putri satu-satunya. Segala cerita penuh kejutan dimulai di sana. Pertemuannya kembali dengan sosok yang tanpa sadar mungkin dulu dikaguminya. Kisah cinta klasik baru yang entah berakhir manis atau justru membuatnya menangis.
Namanya Angin. Seperti namanya, ia mustahil di pegang dan tak tentu arah perginya, suka-suka dirinya, tanpa sebuah komitmen.