Jika Khilafah benar-benar menjadi perisai bagi umat Islam, lantas mengapa Khilafah tidak membantu Indonesia ketika dijajah Belanda?
Meski terpaut ribuan kilometer, nyatanya hubungan itu tetap ada. Snouck Hurgronje bahkan mengultimatum, “Apapun yang bisa menyebabkan dihentikannya pemborosan waktu dalam mempersoalkan ‘Khilafah’ dan ‘Perang Suci’, boleh dianggap sebagai sesuatu yang patut diberi penghormatan setinggi-tingginya.”
Hal tersebut menimbulkan banyak pertanyaan lanjutan. Pertama, bagaimana bentuk hubungan Khilafah 'Utsmaniyyah dengan Hindia-Belanda (Indonesia) di masa-masa akhir pemerintahannya? Bagaimana mungkin ada relasi antara Khilafah dan Hindia-Belanda, padahal jarak keduanya terpaut hingga ribuan kilometer?
Dapatkan gambaran kondisi politik umat Islam di masa kolonialisme dan menjelang runtuhnya Khilafah 'Utsmaniyah dalam buku, "Khilafah dan Ketakutan Penjajah Belanda". Buku ini adalah hasil penelitian Nicko Pandawa selama bertahun-tahun, disusun sepanjang 554 halaman lengkap dengan 891 catatan kaki.
Judul Buku: Khilafah dan Ketakutan Penjajah Belanda; Riwayat Pan-Islamisme dari İstanbul sampai Batavia, 1882-1928 Penulis: Nicko Pandawa Penerbit: Komunitas Literasi Islam Ukuran Buku: 14 x 20.3 cm Jumlah Halaman: 554 halaman: 891 catatan kaki