Detail Keadilan vs. Kekuasaan: Tentang Kodrat Manusia
Deskripsi Keadilan vs. Kekuasaan: Tentang Kodrat Manusia
Di awal perdebatan buku ini, Noam Chomsky dan Michel Foucault mempolemikan tentang “kodrat manusia”. Chomsky menilai kodrat manusia itu ada, yaitu berupa kecerdasan dan daya kreatifitas manusia. Dimilikinya kodrat tersebut, sebagaimana dicontohkan Chomsky, membuat anak kecil mampu memahami bahasa dan mengaplikasikannya. Sementara Foucault tidak terlalu percaya pada gagasan kodrat manusia. Menurutnya gagasan kodrat manusia sulit dipahami sebagai suatu konsep yang saintifik. Jika merujuk pada kecerdasan dan kreatifitas, menurut Foucault, kodrat tersebut pasti akan terdistorsi oleh praktik kekuasaan yang ada, sehingga tidak dapat disebut sebagai kodrat.
Keduanya akhirnya sampai pada kesimpulan yang hampir sama, bahwa praktik kekuasaan kelas yang berjalan saat ini telah mendistorsi kesadaran manusia. Namun, Chomsky tetap pada kesimpulannya, bahwa kodrat manusia itu ada. Dia mengungkapkan bahwa: “jika anda mengambil seorang manusia dari lima ribu atau mungkin dua puluh ribu tahun yang lalu dan menempatkannya sebagai seorang anak kecil dalam masyarakat hari ini, dia akan mempelajari apa yang orang lain pelajari, dan dia akan menjadi seorang jenius atau dungu atau yang lain, tetapi dia secara mendasar tidak akan berbeda.”