Secara tradisional, serutan kayu secang biasa digunakan sebagai campuran bahan jamu di Jawa. Di samping itu, kayu secang adalah salah satu bahan pembuatan minuman penyegar khas Yogyakarta selatan (wedang secang dan wedang uwuh). Secang atau sepang (Caesalpinia sappan L.) pohon yang kulit kayu dan kayunya dimanfaatkan sebagai komoditi perdagangan rempah-rempah. Tanaman dengan kayu kering yang kerap dijadikan rempah minuman wedang ini ternyata berkhasiat obat terhadap beragam penyakit
Pada mulanya secang hanya dikenal sebagai bahan baku pembuatan minuman yang dapat dinikmati kalangan bangsawan Kraton saja. Namun sekarang kenikmatan dan khasiat tanaman ini kini dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat
Masyarakat Jawa khususnya mengenal tanaman ini sebagai bahan baku pembuatan wedang yang sering disajikan dengan tambahan Kapulaga dan Jahe merah. Cara pemanfaatannya biasanya dijadikan sebagai minuman hangat dan bahkan hingga sekarang masih cukup banyak orang yang berjualan minuman hangat dengan menggunakan bahan tambahan kayu. Salah satu minuman fenomenal khas jogja yang disebut Wedang uwuh juga terdapat kayu secang sebagai campurannya
Tanaman Secang dipercaya sejak dulu akan khasiatnya, antara lain: - melancarkan peredaran darah - melarutkan penggumpalan darah - mengurangi pembengkakan - meredakan nyeri - menghentikan perdarahan - mengobati gatal-gatal, biang keringat dan penyakit kulit lainnya - mengobati batuk berdarah, diare, sifilis, tetanus, dan berak darah - antioksidan - antibakteri - anti-inflamasi - anti-photoaging (penuaan dini pada kulit karena terpapar sinar ultraviolet) - hypoglycemic (menurunkan kadar lemak) - vasorelaxant (merelaksasi pembuluh darah) - hepatoprotective (melindungi hati) - dan anti-acne (anti jerawat) - Ekstrak kayu secang juga ditengarai berkhasiat anti-tumor, anti-virus, immunostimulant dan lain-lain.
Cara Pemakaian: - Rebus satu genggam kayu secang dengan -+ 1 liter air hingga air berwarna merah - Saring rebusan air secang