Detail Jangan Lupa Bercinta! - Yudhistira ANM Massardi
Kalau kisah cinta ditulis di kolam renang, lalu rumpun
daun pisang di tepi dinding membungkusnya dan
menjemurnya di atap alang-alang, mungkinkah burungburung
gereja itu mau membacanya lalu membuat lagu
untuk kedua lelaki tua yang merokok di balkon itu?
Sedangkan suhu di Setrasari masih 17o dan air panas baru
dimasak untuk kopi hitam tanpa gula. Apakah puisi harus
berenang dulu agar bisa bercumbu dengan roman yang
masih di angan-angan? Ah, kecipak-kecibung anak-anak
menjerit kedinginan. (“Para Que Sufrir,” kata penyanyi
Spanyol). Dan burung-burung mematuki huruf-huruf
yang baru saja singgah di layar, ketika pengarangnya
menggosok gigi. Tak tersisa lagi getar pandangan
pertama, meskipun kisah cinta bisa melompat ke malam
pertama. Tetapi komplotan unggas itu sudah mematuki
semua kata cinta!
—Sajak Kisah Cinta
Gambar produk