Membaca cerpen-cerpen Danarto, termasuk dalam antologi Ikan-Ikan dari Luat Merah ini (pernah diterbitkan bertahun silam dengan judul Kacapiring), bila kita siap menerima asful wujud (penyingkapan Realitas) melalui seranai makna sufistik di balik teks-teksnya, akan mampu menghantar pikiran dan batin kita melesat jauh ke semesta asketisme yang tak terbatas sekat-sekat lahiriah apa pun. __Edi AH Iyubenu
Ada yang bilang jika seseorang ngobrol dengan saya, itu artinya saya sedang mewawancarai orang itu. Sementara itu ada pula yang bilang, jika seseorang ngobrol dengan saya, itu tanda-tanda orang itu mau meninggal. __Nistagmus
Apa yang sedang terjadi dengan langit? Mengapa hujan ikan seolah-olah disajikan kepada mereka? Hujan ikan sesaat yang meluncurkan ratusan ekor ikan dari langit, apakah ini berkah? Apakah ini bencana?. __Lauk dari Langit
Dari Laut Merah yang bergolak, saat itu ayah sedang tertidur pulas karena udara panas dan kelelahan, melompatlah seekor ikan besar ke dalam perahu kami. Saya kaget banget. Panjangnya dua lengan ayah yang terentang dan beratnya seberat tubuh saya. __Ikan-Ikan dari Laut Merah
Danarto bisa disebut sebagai pelopor genre realisme magis di Indonesia, bahkan ketika istilah ini belum dikenal luas. Selamat menikmati cerpen-cerpen yang cenderung menggambarkan hal tak nyata tapi begitu unik dan memukau.
Judul Buku: Ikan-ikan dari Laut Merah Penulis: Danarto Penerbit: Diva Press Tebal: 212 hlm | Bookpaper Dimensi: 14x20 cm | Soft Cover