“Penistaan! Pelecehan! Tidak bisa kita biarkan wabah ganas terjadi di ultah proklamasi ke-73. Aku akan laporkan pelecehan perempuan dan penghinaan pada rakyat jelata ini kepada Komnas HAM. Penistaan berbasis kesenjangan ekonomi ini harus disikat, diberantas, dimusnahkan, dimutilasi di negeri yang beradab ini! Awaaasss!!! (Ketawa) Takut ya! (Ketawa) Ha-ha-ha!” * Cerpen-cerpen Putu Wijaya dalam buku ini sebagian besar belum pernah dipublikasikan. Semuanya tergolong cerpen yang baru ia tulis di usia tua. Meskipun demikian, seperti biasa, dalam cerpennya, Putu tak pernah absen dan tak pernah lelah mengekspos persoalan-persoalan di negeri ini. Ia juga masih kerap menyentil keganjilan yang terjadi pada tahun 65. Agaknya, Putu memang berkarya untuk melawan.