Jakarta saat ini adalah rumah bagi puluhan ribu rumah makan dan restoran yang terbagi dalam cakupan yang amat luas. Dari tempat makan tradisional sampai restoran kontemporer ada di sini. Bukan hanya itu saja, Jakarta juga ibarat tuan rumah yang menerima siapa pun untuk tinggal di sini, dari masakan Cina sampai masakan Spa-nyol, dari meriahnya masakan Aceh hingga segarnya gohu Maluku. Namun, jalan Jakarta hingga bisa dibilang sebagai kota dengan ru-mah makan dan restoran paling beragam di Indonesia tidaklah hadir dalam semalam. Lebih dari dua ratus tahun dilewati hingga akhirnya kita bisa menikmati ragam restoran yang tersaji di kota raksasa ini. Penulis kuliner, Kevindra Soemantri, menggalinya dalam buku ini dan membaginya per era. Dari era Batavia di abad ke-19, saat restoran dan kafe Prancis merajalela; dekade 1970 dan 1980 yang diwar-nai restoran hotel bintang lima dan munculnya tren fast-food; hingga nyamannya foodcourt yang terletak di pusat perbelanjaan modern di dekade 1990. Restoran dan tempat makan turut berkembang bersa-ma dengan masyarakatnya, dan inilah yang menjadi intisari buku Ja-karta: A Dining History, yaitu bagaimana warga Jakarta membentuk kultur makan dan minum yang tidak bisa lepas dari kehidupan sosial masyarakat kota dan terus berkembang hingga sekarang.