Melalui media sosial dan realitas virtual, kehidupan online membuat kita terus terhubung dan selalu aktif. Ponsel cerdas kita adalah benda pertama yang kita raih saat bangun tidur dan yang terakhir kita letakkan sebelum tidur. Layar kecil di tangan kita itu memberikan kenyamanan, persahabatan, dan rangsangan yang membuat kita terus-menerus tertarik dan bersemangat serta mengalihkan perhatian kita dari dunia nyata. Bersamanya, kita jarang merasa bosan atau punya waktu untuk hanya duduk diam dan melamun. Meskipun memberi kita banyak manfaat, tidak seharusnya kehidupan online menghilangkan kita dari kesenangan hidup di sini saat ini dan berinteraksi dengan dunia fisik. Seharusnya, kehidupan online tidak membuat kita lupa bagaimana berkomunikasi dengan orang-orang nyata dan menghargai keindahan lingkungan kita, serta tidak membuat kita tersesat dalam gangguan terus-menerus. Buku ini mengundang kita untuk meletakkan gadget sesekali dan menemukan kembali kesenangan sederhana menghabiskan waktu secara offline. Waktu di mana kita dapat terhubung dengan hal-hal indah di sekitar kita—bukan dengan teks, video, emoji, tetapi dengan mata, telinga, sentuhan, perasaan, imajinasi, dan semua indra kita. Going Offline adalah undangan untuk melakukan perjalanan yang membawa kita ke jantung kehidupan nyata itu sendiri—untuk menemukan dunia di luar dan bahkan untuk menemukan dunia di dalam, ke jantung tempat jati diri kita berada.