Eric Weil adalah salah seorang filosof yang berjuang agar filsafat memberi pencerahan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan hidup sehari-hari. Ia menjelaskan tautan antara filsafat dan perjuangan untuk mewujudkan perdamaian. Konflik, pertikaian dan perang yang melanda dunia telah memorak-porandakan pilar-pilar hidup damai. Adalah tugas setiap orang, dan khususnya filosof untuk membangun kembali kehidupan yang damai. Kerinduan untuk hidup damai dan keprihatinan terhadap berbagai peristiwa kekerasan, konflik dan perang yang mengancam perdamaian bisa menjadi tali pengikat persaudaraan yang mendorong berkembangnya gerakan hidup damai. Salah satu yang menarik dari buku ini ternyata Weil menolak metafisika. Metafisika dianggap telah mewariskan sikap dogmatis yang melanggengkan kekerasan. Metafisika berbicara soal kebenaran tertinggi. Kebenaran tertinggi adalah kemustahilan bagi filsafat karena subjek filsafat adalah manusia historis yang hidup dalam ruang dan waktu tertentu yang terbatas (tidak sempurna). Yang dihidupi dan diketahui oleh seorang filosof bukanlah kebenaran melainkan absennya kebenaran atau penolakan terhadap kebenaran. Absennya kebenaran dan penolakan terhadap kebenaran adalah kekerasan. Metafisika bertentangan dengan hakikat filsafat sebagai kegiatan manusia yang berciri temporal-dinamis dalam mewujudkan potensi dan karakter rasionalnya.