Detail Etika Kebahagiaan - Fondasi Filosofis Etika Thomas Aquinas
Thomas Aquinas (1224/1225-1274) menjadi salah satu pemikir terdepan yang menggagas pemikiran etika di Eropa. Meskipun pemikiran etikanya menjadi salah satu aliran di antara aliran-aliran etika yang lain, namun hal itu tidak mengurangi kontribusinya. Kontribusi pemikirannya terserap dalam gagasan etika Kristiani hingga dewasa ini. Bagi Thomas Aquinas, setiap tindakan manusia memiliki sasaran atau akhir (telos). Akhir itu adalah kebaikan dan kebaikan adalah itu yang semua orang inginkan. Manusia selalu ingin bertindak baik; tidak mungkin sebaliknya (jahat). Kalau manusia bertindak melawan kebaikan, dia sudah berada di luar koridor pemikiran etis Aquinasian dan manusia normal pada umumnya. Dengan demikian, dalam skema pemikiran Thomas, kejahatan – apa pun bentuknya – selalu merupakan suatu contra etika dan moralitas dan lebih lagi contra humanitas. Bagi Thomas, kebaikan terbaik adalah kebahagiaan. Sama seperti kebaikan diinginkan oleh semua, demikian juga halnya dengan kebahagiaan. Seorang pun tidak dapat mengekslusikan diri dari kebahagiaan. Namun ada banyak penafsiran tentang kebahagiaan. Bagi Thomas kebahagiaan bukan pada kekayaan, kehormatan, ketenaran atau kemuliaan, kekuasaan, kebaikan jasmani dan kenikmatan. Lalu di manakah kebahagiaan? Buku ini berusaha menjawab eksistensi kebahagiaan menurut pemikiran filsafat etika Thomas Aquinas. Thomas menggabungkan dalam elaborasinya tentang kebahagiaan suatu tradisi yang sangat panjang dan kaya: Platonisme, Aritotelianisme dan Kristianisme. Konsep etika kebahagiaan Thomas akan menghentakkan pembacanya, juga untuk kita zaman sekarang mengenai apa yang mustinya kita lakukan untuk meraih kebahagiaan tersebut. Bisa jadi pemikiran Thomas akan sangat berbeda dengan pemikiran manusia zaman modern, namun ia telah menyampaikan kebenaran mendasar. Filsafat harus selalu menghentakkan, menggetarkan bahkan mendiskreditkan cara berpikir biasa.