Sara Crewe dikirim dari India untuk bersekolah di Sekolah Asrama Nona Minchin di London. Ayahnya, Kapten Crewe, luar biasa kaya dan membelikan Sara gaun-gaun yang indah serta meminta agar anaknya diberi fasilitas mewah di sekolah itu.
Meski selalu dimanja dan bergelimang harta, Sara adalah anak yang cerdas, sopan, dan murah hati. Beberapa siswa yang lebih tua cemburu pada keberuntungan Sara dan mengejek dengan memberinya julukan “Putri Sara” mengacu pada kekayaan dan sikapnya yang sempurna. Tetapi dia justru menjadikan hal itu sebagai pengingat untuk bermurah hati kepada orang lain.
Kemudian, Kapten Crewe meninggal dan kekayaannya habis. Keadaan berbalik 180 derajat bagi Sara. Tetapi karakternya yang kuat membuatnya mampu bertahan menghadapi kemiskinan yang tiba-tiba dan penghinaan dari teman-temannya.
“It would be easy to be a princess if I were dressed in cloth of gold, but it is a great deal more of a triumph to be one all the time when no one knows it.”