Novel ini sebagian besar terdiri dari dialog-dialog antara Sophie, seorang gadis remaja, dan seorang pria misterius bernama Alberto Knox, yang saling terkait dengan plot yang unik dan misterius, novel ini menjadi sebuah novel sekaligus panduan dasar filsafat. Pada tahun 1999, novel ini diadaptasi kedalam sebuah film di Norwegia.
Bergabung dengan pelajaran filsafat, Gaarder memasukkan unsur-unsur yang biasa terdapat pada novel remaja, menggambarkan hubungan antara Sophie dan ibunya, dan juga dengan teman-temannya.
Bagian filsafatnya sendiri disajikan secara kreatif dan sederhana. Sophie mempelajari filsafat abad pertengahan dengan Alberto yang menyamar sebagai biarawan, di dalam sebuah gereja tua, dan dia juga mempelajari tentang Jean-Paul Sartre dan Simone de Beauvoir di sebuah kafe bersuasana Perancis. Berbagai pertanyaan dan metode filsafat diberikan kepada Sophie, sementara dia sendiri bekerja mencari filsafatnya sendiri. Banyak pelajaran yang disampaikan Alberto yang dimulai dengan pertanyaan singkat (seperti "Mengapa Lego merupakan mainan yang paling kreatif di dunia?") dan dia diberikan waktu untuk berpikir sebelum pelajaran berikutnya tiba. Setiap paket yang datang menyampaikan satu topik, yang berhubungan dengan catatan kecil yang mendahuluinya.
Buku ini juga diwarnai dengan beberapa hal yang tidak mungkin secara teknis (seperti Sophie melihat bayangannya di cermin mengedip dengan kedua matanya, atau bahkan melihat secara langsung Socrates dan Plato).