Detail Dinamika Kelas Dalam Perubahan Agraria - Henry Bernstein
juan awal buku ini adalah untuk menghadirkan ide-ide dan perdebatan tentang kedua topik khusus tersebut dalam bentuk yang paling bisa diakses dengan mudah oleh para aktivis pergerakan dan NGO yang berkutat di arena isu tanah dan agraria, juga bagi para mahasiswa. Untuk mendukung aksesibilitas buku inilah, saya pikir yang menjadi salah satu alasan kemudian buku disusun dalam bahasa yang tidak terlalu rumit, bahkan cenderung sederhana dan cukup lugas, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami poin demi poin yang ingin diungkapkan penulis dengan lebih baik.
Sejak awal menulis karya ilmiah, pendekatan politik ekonomi Marx telah menjadi ciri tersendiri bagi Bernstein (Bernstein 1977). Dalam menggunakan teori Marx, Bernstein menganalisisnya dalam konteks agraria dengan mencoba menghubungkan kelas-kelas yang tercipta dari hubungan-hubungan yang terbentuk dalam konteks agraria itu sendiri. Dalam beberapa kajian di Indonesia yang juga mencoba ‘menerjemahkan’ karya Marx, seperti Magnis-Suseno (Magnis- Suseno 1999), diungkapkan bahwa dalam karya-karya Marx yang asli, penjelasan tentang apa yang dimaksud sebagai kelas (yang meskipun disebut berkali-kali oleh Marx) tidaklah terlalu jelas, sampai pada akhirnya diberi definisi khusus oleh salah seorang murid Marx, yaitu Lenin, dengan penjelasan sebagai berikut:
“large groups of people differing from each other by the place they occupy in a historically determined system of social production, by their relation…to the means of production, by their role in the social organization of labour, and, consequently, by the dimension of the share of social wealth of which they dispose and the mode of acquiring it” (dalam (Magnis-Suseno 1999, 264, mengutip dari CD Kernig (ed.) 1972).