Damar Kambang menyingkap tirai kusam tradisi pernikahan Madura, di mana harkat dan martabat dijunjung tinggi melebihi segalanya. Cebbhing, gadis 14 tahun dari Desa Karang Penang, menjadi tum*al tradisi pernikahan itu. la terjebak dalam pergulatan hidup yang disebabkan oleh keputusan-keputusan sepihak orangtuanya. Diri Cebbhing kemudian tak ubahnya seperti medan karapan sapi, tempat berbagai kekuatan magis saling bertarung dan berbenturan. "Dalam perkembangan sastra mutakhir, Muna Masyari adalah sebuah meteor yang datang tanpa diduga, sekonyong-konyong muncul dengan sinar yang memukau... Muna Masyari, secara tidak langsung dan tidak menggurui, mengajak pembaca untuk mempertimbangkan kembali mengenai makna sebenarnya di balik budaya lokal, dalam hal ini budaya Madura. Inilah inti persoalan dalam novel Damar Kambang: apa dan siapa orang Madura itu sebenarnya." —Budi Darma, novelis dan cerpenis "Muna Masyari tahu bahwa di kampungnya yang bertanah garam itu selalu ada perempuan yang menyimpan ketangguhan dan menjaga sumbu damar kambangnya terus menyalakan harapan." —Sanie B. Kuncoro, novelis dan cerpenis
+ Kondisi Buku : Segel (Baru), Original + Harga Toko 75.000