Pada usia menginjak tujuh belas tahun, Souad pun jatuh cinta. Di desanya, seperti di banyak wilayah lain, hubungan seksual sebelum perkawinan dianggap pelanggaran berat atas kehormatan keluarga, pelanggaran yang mau tak mau berujung pada hukuman mati. Souad melakukan kesalahan itu. Maka, ditunjuklah kakak iparnya, Hussein, untuk melakukan eksekusi. Pada suatu pagi, Hussein perlahan-lahan mendekati Souad, menyiramkan bensin ke tubuhnya dan membakarnya. Di mata seluruh warga desa, Hussein adalah pahlawan.
Tetapi sungguh menakjubkan, Souad tetap hidup meskipun harus menderita luka bakar yang mengenaskan. Ia diselamatkan oleh beberapa perempuan desanya. Mukjizat berikutnya, Souad ditolong oleh seorang perempuan pekerja sosial Eropa, yang memungkinkannya mendapatkan perawatan dan perlindungan yang sangat ia butuhkan. Bertahun-tahun setelah kejadian itu, Souad pun memutuskan untuk menceritakan kisahnya dan menelanjangi pelbagai pembunuhan atas nama kehormatan di desanya, suatu praktik kekejaman yang terus berlanjut hingga kini.
Burned Alive merupakan kesaksian yang mengguncangkan, sebuah kisah nyata yang hampir tak bisa dipercaya, menceritakan tentang keberanian luar biasa dan ketahanan hidup seorang perempuan. Kisah ini juga merupakan panggilan moral untuk mendobrak tabu kebisuan yang membentengi praktik-praktik brutal yang mengabaikan kaum perempuan, yang seringkali menjadi korban kekejaman adat-istiadat tradisional.