Sosok Carl G. Jung merupakan pakar psikologi yang amat penting dalam jagat psikoanalisis, selain Sigmund Freud dan Alfred Adler. Menyinggung khazanah pemikiran psikologi, termasuk korelasinya dengan agama, niscaya takkan bisa dilepaskan dari kiprahnya.
Jung menyatakan bahwa simbol-simbol religius yang mendasar (arketip-arketip) sudah secara otomatis terkandung dalam jiwa manusia. Semua manusia pada dasarnya mengandung “ketidaksadaran kolektif” perihal jagat spiritual, asketisme, dan religiusitas itu. Simbol-simbol macam bintang, matahari, air, hingga angka-angka, dalam kehidupan religius manusia primitif sekalipun, mencerminkan keberadaan religiusitas itu. Itulah sebabnya secara sederhana dapat disebutkan bahwa manusia adalah makhluk religius aslinya.
Dalam perjalanannya, simbol-simbo religius itu mengalami perkembangan yang berkait dengan khazanah antropologis setiap manusia. Agama, sebutlah demikian, secara otomatis tak terpiisahkan dari struktur suatu budaya. Simbol-simbol mengejawantah secara koheren di dalamnya, bersatu padu antara agama dan budayanya.
Bagaimana dimensi psikologi manusia ini bekerja dan mempengaruhi bentuk agama dan budayanya? Bagaimana Jung sampai dikenal luas sebagai pemikir brilian dalam konstelasi tersebut?