Sinopsis : Kesepian adalah pengalaman yang amat personal dan sekaligus sebuah fenomena global. Sering kita merasa sendiri dan paling menderita dalam kesepian, tapi ternyata kita bersama-sama dalam penderitaan dan kesepian itu. Kesepian sering dipandang sebagai hal memalukan, karena mengakui bahwa kita merasa sepi seolah kita telah gagal sebagai manusia yang kodratnya adalah sebagai makhluk sosial. Seolah kita tak tahu caranya berteman, atau seolah kita terlalu needy dan tak bisa sendirian menikmati kehidupan. Di sisi lain, banyak juga orang yang suka sendirian tetapi malah diberi stigma seolah hidupnya sedih dan menderita karena tak punya kawan dan pasti kesepian. Buku ini ditulis untuk membantu siapapun yang merasakan sepi agar dapat berkenalan dengan kesepian yang dialami. Selain itu, buku ini berusaha mengajak pembaca mentransformasi kesepian yang dialami menjadi kesendirian yang dapat dinikmati. Kesepian yang kita kira menyedihkan, sebenarnya adalah kesempatan untuk berkarya dan bertumbuh sebagai manusia. Namun apakah kita bisa menerima kesepian sebagai kesendirian yang bermakna? Siapkah kita menyapa sepi di dalam hati kita? Mari telusuri sepi yang senantiasa menghinggapi hati kita melalui buku ini. Mari pahami sepi agar kita semakin peka dengan mereka yang butuh kehadiran kita. Selling Point : - Penulis adalah komunitas psikologi yang aktif mengampanyekan kesehatan mental - Penulis memiliki followers besar- Buku pertama penulis "Yang Belum Usai" berhasil terjual lebih dari 10 ribu eks dan menjadi megabestseller