Hampir keseluruhan dari tema yang dibahas oleh Maulana Rumi di dalam puisi-puisinya, nada dasarnya tak lain adalah cinta.
“Api cinta,” tulis beliau dalam salah satu baitnya, “membuat kami matang. Setiap malam api cinta mendorong kami pada reruntuhan. Ia mendudukkan kami bersama orang-orang yang berada di reruntuhan. Agar tak seorang pun mengenal kami kecuali orang-orang yang berada di reruntuhan.”
Cinta membuat kita sanggup menembus segala sesuatu. Sehingga dengan demikian kita akan menemukan dan berjumpa dengan Allah Ta'ala di balik berlangsungnya perjumpaan dengan segala sesuatu.
Cinta membuat kita tertarik untuk duduk bersama orang-orang yang berada di tengah reruntuhan. Bersama orang-orang yang senantiasa merenungi dan sadar betul bahwa alam semesta ini tak lebih dari karnaval kefanaan. Karena itu, tidak mungkin para pencinta Ilahi itu jatuh cinta kepada apa pun yang ada pada semesta ini. Karena segala suatu ini fana, segalanya reruntuhan belaka.
Kupersembahkan karunia spiritual ini kepada kawan-kawan yang sedang berproses menempuh perjalanan rohani kepada hadiratNya. Juga kuniatkan sebagai hadiah bagi mereka yang dirundung rindu dan cinta kepada Allah Ta'ala. Semoga manfaat dan barakah. Amin.