Sebagai penjahat Kusni Kasdut sudah menjadi tokoh yang tidak asing lagi bagi masyarakat. Hukuman yang dijatuhkan kepadanya pun sudah pasti melebihi umur yang mungkin dalam hidupnya. Satu hukuman seumur hidup, satu hukuman mati, dan ditambah lagi hukuman sepuluh tahun. Namun, masyarakat belum tahu banyak tentang bagaimana perjalanan hidup tokoh ini, yang membawanya sampai masuk ke alam kejahatan. Kusni Kasdut lahir dari keluarga miskin, bahkan bisa dikatakan keluarga yang hampir setengah sah. Keadaan ini dirahasiakan kepadanya oleh ibunya, ditutupi dengan kebohongan kecil yang dikira tak berbahaya. Akibatnya, Kusni Kasdut hidup dalam alam kanak-kanak yang gelap. Ia ingin kepastian tapi tak memperolehnya. Bersama itu ia dambakan harkat diri, yang tak ditemukannya. Sepanjang hidupnya, Kusni Kasdut berjuang mengembalikan harkat dan martabat dirinya. Ia menempuh pendidikan sampai Sekolah Teknik Pertama, lalu bergabung dengan Heiho, menjadi pejuang Perang Kemerdekaan. Setelah demobilisasi, ia mencoba mencari pekerjaan halal, tapi tidak berhasil. Ia ditolak di mana-mana. Ia mulai mempertanyakan arti pengorbanannya. Namun, jawaban yang didapatkannya adalah… dunia kejahatan! Yang tidak diketahui oleh orang banyak ialah bahwa Kusni Kasdut tiba di dunianya yang sekarang lewat pergulatan hidup yang pahir dan pertentangan batin yang pedih. Ia memang penjahat. Tapi, ia adalah manusia seperti kita semua. Dan yang lebih penting lagi, bahwa manusia ini---didera dan dikucilkan oleh masyarakat akibat perbuatannya---sempat berhadapan dengan Tuhan Yang Maha Pengasih dan tergerak hatinya untuk mohon pengampunan.