Pada 2015, Paris mengalami serangkaian serangan terorisme mengatasnamakan agama yang menewaskan ratusan korban jiwa. Kejadian tersebut seperti mimpi buruk sejak berabad-abad lalu yang terulang kembali bagi Parisian. Pertumpahan darah di jalan-jalan kota Paris bukanlah hal yang baru: selama berabad-abad kota ini telah menyaksikan Wabah Hitam yang mematikan, Perang Agama selama tiga dekade, pemberontakan rakyat Prancis terhadap pemerintahannya yang dikenal dengan Revolusi Prancis, Masa Pengepungan Paris yang memaksa rakyatnya makan makanan tidak lazim seperti pai tikus hingga tulang-belulang manusia, dan masih banyak lagi. Dapatkah Paris melawan teror yang masih menimpanya hingga abad ke-21 ini tanpa mengorbankan cita-citanya tentang kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan?