Detail Biografi Mbah Hamid Pasuruan (K.H. Abdul Hamid) 1914-1982
Penulis : Adhisti Maliqa Penerbit : Garasi ISBN : 978-623-7219-78-1 Ukuran : 13,5x20 cm Halaman : 126 hlm
"Kembang jagung dipetik Cino, barangwis kadung ya dibenakno." (Kembang jagung dipetik Cina, sesuatu yang sudah telanjur ya harus diperbaiki.) -K.H. Abdul Hamid
Ulama dari Indonesia banyak yang merupakan ulama kaliber dunia yang diakui reputasinya secara internasional. Mereka tidak jarang bukanlah ulam yang terkenal dan terekspos media. Salah satunya adalah KH Abdul Hamid, Pasuruan, Jawa Timur, seorang alim dan diyakini sebagai salah satu waliullah.
Salah satu kisah yang masyhur tentang kewalian beliau adalah saat K.H. Mashudi Blitar sedang melaksanakan ibadah haji pada 1980-an. Saat K.H. Mashudi melakukan shalat Jumat di Masjidil Haram, beliau bersebelahan dengan Syekh Hasan dari Baghdad, Irak. Saat beliau mengenalkan dirinya berasal dari Jawa Timur, Syekh Hasan bertanya, "Apakah Anda mengenal K.H. Abdul Hamid Pasuruan?" K.H. Mashudi agak kaget dan justru bertanya kepada Syekh Hasan, "Beliau itu guru kami yang masyhur kealimannya. Dari mana Anda mengenal Kiai Hamid?" Syekh Hasan mengaku bahwa ia kenal baik dengan K.H. Abdul Hamid karena sang kiai selalu hadir pada acara haul Syekh Abdul Qadir Jaelani di Baghdad dan selalu bermalam di rumahnya setiap tahun. Syekh Hasan mengakhiri percakapannya dengan menitipkan salam kepada K.H. Abdul Hamid.
Karena amanah titipan salam Syekh Hasan, K.H. Mashudi menemui K.H. Abdul Hamid. Namun, baru sampai di depan rumah, K.H. Abdul Hamid langsung mempersilakan beliau masuk. K.H. Abdul Hamid segera menyapa dengan berbisik ke telinga K.H. Mashudi, "Nak Mashudi, jangan cerita kepada siapa pun ya kalau njenengan bertemu dengan Syekh Hasan. Salam sudah saya terima."