Detail Bens Leo dan Aktuil Jejak Jurnalisme Musik - Bens Leo
Judul : Bens Leo dan Aktuil Jejak Jurnalisme Musik 50 Tahun Pengabdian Sebagai Jurnalis Musik Penulis : Bens Leo Kategori : Sejarah Musik No. ISBN : 978-602-462-676-1 Berat : 300 gram Dimensi : 17,5 x 23 Halaman : 250 Cover : Soft Cover Warna : Full Colour Kertas : Artpaper Sinopsis : Buku ini merupakan kumpulan wawancara, liputan, tulisan lain dan foto Bens Leo di Majalah Aktuil dari tahun 1972 sampai 1978. Aktuil adalah sebuah majalah pop untuk remaja yang terbit di Bandung sejak tahun 1967. Isi majalah mayoritas adalah tentang musik dengan materi pelengkap tentang film, fashion, sastra dan seni rupa.
Majalah Aktuil ini sekarang sudah sulit diperoleh di pasaran.Kalaupun ada transaksi, terbatas pada kalangan kolektor dan komunitas pecinta musik. Di perpustakaan-pun belum tentu tersedia lengkap. Sayang sekali. Padahal isi majalah ini bisa memberikan informasi bagaimana perkembangan musik di Indonesia pada era itu.
Keterbatasan informasi inilah yang mendorong Museum Musik Indonesia untuk mendokumentasikan karya Bens Leo di majalah Aktuil sebagai rekam jejak jurnalisme musik di Indonesia.Walaupun belum lengkap, kami beruntung masih menyimpan 200 eksemplar fisik majalah Aktuil dari 254 edisi yang pernah terbit. Selain itu masih terdapat 30 eksemplar dalam bentuk file digital yang kami peroleh atas bantuan dari Bung David Tarigan (Irama Nusantara) dan mas Roi Rahmanto (KPMI). Semoga merupakan kumpulan dokumentasi yang memiliki nilai penting. Jangan sampai sejarah musik, khususnya musik pop, pada era 70-an hilang ditelan zaman. Mengapa Bens Leo? Track record Beliau cukup panjang. Sudah lebih 50 tahun bergelut dengan jurnalisme musik dan tetap eksis sampai saat ini. Pendataan musik di Indonesia sesungguhnya merupakan deklarasi butir satu dari 12 deklarasi yang dihasilkan dari Konferensi Musik Indonesia tahun 2018 di Ambon yang salah satu motornya adalah Glenn Fredly.MMI berniat untuk berkontribusi dalam menindaklanjuti deklarasi pertama tersebut yang barangkali nantinya bisa menjadi bagian dari program pembangunan SPKT (Sistem Pendataan Kebudayaan Terpadu) yang diinisiasi oleh Dirjen Kebudayaan.