Puisi-puisi Agus Noor bukanlah puisi yang membuat kening kita berkerut, tetapi membawa kita dalam kehangatan. Kata-kata itu seperti menyentuh perasaan kita dengan lembut dan kadang tak terduga, kemudian terasa lega. (Sha Ine Febriyanti) . Seperti menikmati kopi hangat, merasakan ¡®kesedihan yang tak membutuhkan pelukan¡¯. Nikmatilah, dalam puisi-puisi ini, kalian bukan hanya bertamu, tapi berada di dalamnya, menikmati kopi sekali seduh. (Syaharani) . Buku puisi yang ingin saya baca ulang, agar bisa berkali-kali membiarkan diri terhanyut. Saya tak akan heran, bila banyak perempuan akan menyimpan buku ini dalam tasnya, dan selalu dibaca saat merasa sendirian. (Happy Salma)