Detail Asal - Usul & Ideologi SUBKULTUR PUNK - Dick Hebdige
Sekalipun subkultur (subcultures) dapat dirunut ke belakang hingga pada kajian klasik para sosiolog Universitas Chicago pada 1930 an mengenai geng- geng jalanan, adalah Centre for Contemporary Cultural Studies ( CCCS) di Universitas Birmingham-lah yang pada 1970 menjadi pelopor pendekatan yang melihat subkultur bukan sebagai permasalahan yang mesti dicarikan pemecahan. Subkultur, sebaliknya adalah budaya perlawanan yang harus diberi tempat. Subkultur adalah gejala budaya dalam masyarakat industri maju yang umumnya terbentuk berdasarkan usia dan kelas. Secara simbolis ia diekpresikan dalam bentuk penciptaan gaya (styles) dan tidak semata merupakan penentangan terhadap hegemoni atau jalan keluar bagi suatu ketegangan sosial.
Subkultur, lebih jauh, menjadi ruang bagi penganutnya untuk membentuk identitas yang memberikan mereka "otonomi" dalam suatu tatanan sosial masyarakat industrial yang semakin kaku dan mengalienasi. Kajian ini , dimana Dick Hebdige seorang eksponen CCCS secara unik meramu Altusser, Gramci, dan semiotika (seperti yang diusung Barthes dan aliran Praha), tidak hanya telah memberi pengaruh yang besar pada perkembangan cultural studies, namun juga menjadi buku mengenai cultural studies yang paling luas dibaca. Sebuah karya yang akan memberikan banyak inspirasi bagi pembacanya.
~ Dr. NICOLAAS WAROUW
Saat terbaik dari kehidupan sehari-hari, seperti halnya seni, adalah ketika ia revolusioner. Saat terburuk, ia menjadi penjara. (Paul Willis, 1977)
Bui tak ada gunanya. Waktu buat main blues sudah lewat.