Tentang seorang pelancong yang ingin menanam biji mawar di bibir perempuan di bawah Jembatan Lempuyangan. Seekor naga yang tersimpan di mulut perempuan, kemudian menjadi saksi akan hubungan toxic dengan kekasihnya. Sebatang pisang yang tumbuh di meja, lelaki yang tergila-gila dengan kueni, hingga lelaki yang terus-terusan mencari aroma kekasihnya. Cerita-cerita dalam Arum Manis membaurkan batas antara yang realis dan surealis, kisah berlatar rural dan urban, pertanyaan kesetiaan dan kegairahan cinta satu malam.
***
“Bayangkanlah andaikata semua orang tidak suka bergunjing, semua orang diam dengan urusannya masing-masing, dan tidak peduli terhadap urusan orang lain. Kehidupan akan sangat membosankan, tanpa gairah, tanpa warna. Karena itu, masyarakat yang suka bergunjing, memata-matai urusan orang lain, lalu menyebarkan kebobrokan orang lain ke berbagai pihak setelah dibumbui sensasi, justru dianggap masyarakat yang “normal”. Tampaknya masyarakat yang “normal” inilah incaran ketajaman imajinasi Teguh Affandi.” - BUDI DARMA