Anjing Gunung adalah bentuk hubungan antara tangkapan visual dan teks. Hubungan ini membuatku merasa seakan-akan ada sesuatu yang muncul di tengah kesimpangsiuran; sebuah pemahaman bahwa puisi sesungguhnya merayakan apa-apa yang hadir dari segala ruang sekaligus menampakkan detail-detail lain. Detail-detail yang cenderung klise dan bukan perkara yang diperhitungkan. Tapi puisi memunculkannya sehingga kebermaknaannya memiliki peluang yang lebih luas. Puisi bagiku adalah keberartian non praktis, seperti kerlip bintang atau warna ungu pada bunga putri malu.