Maka kau adalah samar, ya, Semar. Janganlah kau samarterhadap kegelapan, jangan pula kau samar terhadap terang. Hanya dengan hatimu yang samar, kau dapat melihat terang dalam kegelapan, kebaikan dalam kejahatan. Hanya dengan hatimu yang samar pula, kau dapat melihat kegelapan dan terang; kejahatan dalam-kebaikan.
Anak-anak Semar karya Sindhunata berkisah tentang Semar sebagai pernbawa harapan dan pengingat akan nilai-nilai serta akar budaya di tengah zaman yang bergerak begitu cepat. Dalam buku dengan ilustrasi lukisan karya Nasirun ini, wajah Semar kerap beru-bah-ubah. Kadang ia disebut Sang Parnomong, sosok yang selalu melindungi rakyat kecil dan tertindas. Lain waktu, ia juga seperti pohon rinclang yang dengan samar bayangannya bisa memberikan keteduhan bagi siapa pun yang ada di dekatnya.