Banyak orang merasa hina ketika ditimpa sakit. Terlebih ketika penyakitkan menahun atau menular. Padahal, sakit atau cobaan lain ,adalah kesempatan yang Allah berikan kepada hamba-Nya, untuk memutihkan dosa. Tentu dengan catatan bahwa si hamba tersebut bersabar, tidak banyak mengeluh , apalagi menyalahkan sang pencipta. Sakit juga merupakan ajang yang Allah jadikan untuk menaikkan derajat seorang hamba.
Itulah sebabnya ,tak sedikit salafus shalih yang menikmati sakit yang dideritanya, agar tak kehilangan kesempatan emas untuk mendapatkan ampunan Allah. Derita dunia ada batasnya; derita akhirat tak batasnya. Surga itu mahal. Amal belaka, tidaklah cukup untuk memperolehnya. Seorang ulama pernah berkata, “timbangan kebaikan seseorang kelak, kadang bukan buah dari amal shalih yang ia lakukan. Tetapi, buah dari kesabaran ,buah dari bersikap baik ,dan buah dari ridha atas ketentuan-Nya.
Dengan bahasa yang sederhana namaun syarat makna, Dr.Abdul Muhdi Abdul hadi dan hamd bin Abdillah Ad- saudari ,menghimpun beberapa hadits penting ihwal ujian sakit .Guru besar Ilmu hadits Universitas AL-Azhar kairo ini ingin membesarkan hati para penderita sakit, bahwa Allah sayang kepada mereka. Tak lupa, ia cantumkan beberapa do’a ma’tsur untuk meminta kesembuhan .Tak berlebihan kiranya ,jika buku ini dianggap sebagai: Nasihat dan tips terapi paraktis buat si sakit.