Detail Alegori Cinta Ilahiah: Yusuf Zulaikha - Fahruddin Faiz
Alegori Cinta Yusuf-Zulaikha Pemateri Ngaji Filsafat: Dr. Fahruddin Faiz Para sufi seringkali ketika menceritakan atau paling tidak menanamkan atau mengajarkan mahabbah cinta ilahiah dilakukannya secara simbolik. Begitu pula yang dilakukan oleh Nuruddin Abdurrahman Jami’ yang dikenal sebagai khatamus syuara, pemuncaknya para ahli syair. Melalui kisah Yusuf-Zulaikha, yang merupakan salah satu karya puncak Jami’, menjelaskan apa sebenarnya cinta ilahiah atau mahabbah. Karya Jami’ tersebut bersifat alegori. Kisah tersebut tidak sama persis dengan cerita sesungguhnya Nabi Yusuf dan Zulaikha. Pada beberapa bagian cerita dimodifikasi atau didramatisir sesuai kepentingan Jami' dalam menjelaskan tentang mahabbah. Walaupun narasi ceritanya sudah pasti terinspirasi oleh kisah Nabi Yusuf di Al-Qur'an, surat Yusuf. Pada kisah tersebut banyak sekali simbol-simbol, dan kitalah yang harus memecahkan (menafsirkan makna) kode-kode simbol itu agar paham dengan yang diinginkan oleh Jami' tentang cinta ilahiah. Oleh karena itu, buku yang diangkat dari transkripsi Ngaji Filasafat Dr. Fahruddin Faiz ini, pada judulnya ditambahkan kata ‘alegori’. Buku ini diharapkan dapat membantu siapapun, baik yang sudah maupun belum membaca kisah Yusuf Zulaikha, untuk bisa memahami tentang filsafat cinta ilahiah atau mahabbah. “Apabila engkau hendak bebas, jadilah tawanan cinta”. Syair tersebut merupakan simbol bahwa manusia tidak mungkin hidup tanpa orang lain. Nama atas hubungan (relasi) dengan orang lain yang membebaskan, hanyalah cinta. Relasi yang bukan cinta kebanyakan tidak membebaskan tapi mengikat. Ada kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi demi relasi itu. Namun apabila nama relasinya adalah cinta, tidak seperti itu. Seperti ketika seorang ibu membesarkan anaknya, relasinya adalah cinta. Keletihan atau pengorbanan beliau luar biasa, tapi beliau bahagia dan senang luar biasa. Mengapa? Karena beliau cinta pada kita. Tidak merasa terikat sama sekali.