Novel ini pernah mendapat somasi dari Majelis Mujahidin Indonesia. Pemicunya adalah ketika resensi Chavchay Syaifullah dimuat di Harian Media Indonesia, 6 November 2005. Berkisah tentang Adam Hawa yang tak ada dalam Kitab Suci.
Dalam resensi Endah Sulwesi dituliskan: “penulisnya menyajikan dua versi “unik” mengenai penciptaan Adam. Versi pertama, ia mengartikan secara harfiah Adam yang dibuat dari tanah. Versi kedua, Tuhanlah yang “melahirkan Adam”. Karena Tuhan tak memiliki rahim dan vagina, maka Adam lalu dikisahkan lahir lewat ketiak Tuhan yang dipenuhi bulu. Sungguh imajinasi yang, hmm, nakal. Saya bisa paham jika ada pembaca yang tidak berkenan dan misuh-misuh. Saya tidak tahu deh bagaimana reaksi FPI kalau membaca novel tipis ini.